Selasa, 21 Desember 2010

Mother's Day


Selamat Hari Ibu...

Tanpa bunga dan ucapan semoga tak mengurangi makna..
Tapi doa nsyallah kan slalu mengalir buat Ibu dan Papa..:)
Titip salam ku untuk mereka ya Rabb...


Senin, 20 Desember 2010

Berserakan


Sebenarnya, diri ini sedang membutuhkan energi yang biasa dianugerahi pada orang-orang yang bermental baja dalam mengarungi kehidupan. Membutuhkannya untuk menghidupi hati, membutuhkannya untuk menggerakkan hati. Karena sejauh mana diri ini tak cukup kuat mengalami pergesekan yang begitu hebat. Khawatir jika suatu masa nanti, energiku yang seharusnya menerangi hati ini meredup.

Hm… belakangan diri ini memang tak kunjung benar dalam menumpahkan riaknya emosi, hingga seseorang mampu memberikan inspirasi yang cukup mengetuk dinding-dinding hati. Yah, aku memilih untuk menyisipkan kata-kata penyemangat atas udaraku dalam melakukan beberapa hal. Hanya membiarkan diri untuk lebih ceria dan lebih jujur mendefinisi rasa.

Lalu, mengawali pengumpulan energi dengan memanfaatkan benda-benda yang cukup berperan dengan keseharianku agar memberi energi hidup. Seperti pada sebuah ponsel biru misalnya, yang memang tak jarang lepas dalam genggaman, sengaja aku mencantumkan kata-kata di layar ponsel, “La Tahzan, Fit!!”. Bukan tanpa alasan jika kata-kata ini sengaja terpajang di benda yang sangat erat dengan kehidupanku. Adakalanya diri butuh energi-energi untuk memompa semangat hati ini karena tak ada yang menjamin bahwa diri begitu mudah mengalami kegusaran yang tak terhenti saat berkali-kali harus merasakan hentakan-hentakan tak mengenakkan.

Jujur, terkadang aku terlalu takut mengalami perasaan gusar yang kerapkali menyapa saat harus sering mendapati pesan singkat yang membuat diri terkatup-katup. Takut dengan segala kenaifan yang sebenarnya merasa tak pantas melakukan tersebut. Atau terkadang saat kembali bergelut pada lembaran-lembaran amanah, perasaan yang tak cukup kuat menggenggam amanah karena terlalu banyak menenun kekhilafan yang tak terbendung, hingga berkas-berkas ini seolah menjadi peringatan untuk selalu dalam jalinanNya. Selebihnya, kalimat-kalimat lainnya bisa jadi ekspresi dari kerusuhan hati yang selama ini masih saja begitu abstrak.

Resah yang Dia munculkan lagi ke permukaan hati
Membuatku semakin bersedih



Berlari..

Izinkan aku menangisi semua ini,
karena ku tak pernah mampu menyusun puzzle-puzzle kehidupanku.
Biarkan ku berlari dalam lelahku,
Agar ku bisa tenangkan hatiku.
Jangan usik aku,
jika kalian tak pernah tulus bersamaku.

Kalian tak mengerti aku,
kalian tak kan pernah mengenal aku,
sampai kapanpun..

Dan tak kan pernah mengerti alasanku,
Karena aku pun enggan tuk membuka lukaku.

Kini aku akhiri semuanya.
Jika dalam lelahku, aku jatuh.
Tak masalah buatku.
Tak kan ku mengaduh.
Cukuplah Allah dihatiku.

Karena hanya Ia yang benar-benar mengerti aku...

Maaf tuk kalian yang pernah ku sakiti..



Rabu, 15 Desember 2010

Anak Katak dan Hujan


 

Ada kegundahan tersendiri yang dirasakan seekor anak katak ketika langit tiba-tiba gelap. "Bu, apa kita akan binasa ? Kenapa langit tiba-tiba gelap ?  ucap anak katak sambil merangkul erat lengan induknya.

Sang ibu menyambut rangkulan itu dengan belaian lembut. "Anakku," ucap sang induk kemudian. "Itu bukan pertanda kebinasaan kita. Justru, itu tanda baik," jelas induk katak sambil terus membelai. Dan anak katak itu pun mulai tenang.

Namun, ketenangan itu tak berlangsung lama. Tiba-tiba angina bertiup kencang. Daun dan tangkai kering yang berserakan mulai berterbangan. Pepohonan meliuk-liuk dipermainkan angin. Lagi-lagi, suatu pemandangan menakutkan buat si anak katak kecil.

"Ibu, itu apa lagi ? Apa itu yang kita tunggu-tunggu ?" tanya si anak katak sambil bersembunyi di balik tubuh induknya.

"Anakkku, itu cuma angin," ucap sang induk tak terpengaruh keadaan.

"Itu juga pertanda kalau yang kita tunggu pasti datang!" tambahnya begitu menyenangkan. Dan anak katak itu pun mulai tenang. Ia mulai menikmati tiupan angin kencang yang tampak menakutkan.

"BLAAARR !!!! Suara petir menyambar-nyambar. Kilatan cahaya putihpun kian menjadikan suasana begitu menakutkkan. Kali ini, si anak katak tak lagi bisa bilang apa-apa. Ia bukan saja merangkul dan sembunyi di balik tubuh induknya. Tapi juga gemetar.

"Buuu, aku sangat takut. Takut sekali!" ucapnya sambil terus memejamkan mata.

"Sabar, anakku ! Ucapnya sambil terus membelai.

"Itu cuma petir. Itu tanda ketiga kalau yang kita tunggu tak lama lagi datang ! Keluarlah. Pandangi tanda-tanda yang tampak menakutkan itu. Bersyukurlah, karena hujan tak lama lagi datang." ungkap sang induk katak begitu tenang.

Anak katak itu mulai keluar dari balik tubuh induknya. Ia mencoba mendongak, memandangi langit yang hitam, angin yang meliuk-liukkan dahan, dan sambaran petir yang begitu menyilaukan. Tiba-tiba, ia berteriak kencang,
"Ibu, hujan datang. Hujan datang!! Horreeee !"

  Anugerah hidup kadang tampil melalui rute yang tidak diinginkan. Ia tidak datang diiringi dengan tiupan seruling merdu. Tidak diantar oleh dayang-dayang nan rupawan. Tidak disegarkan dengan wewangian harum. Saat itulah, tidak sedikit manusia yang akhirnya dipermainkan keadaan. Persis sama anak katak yang takut cuma karena langit hitam, angin yang bertiup kencang, dan kilatan petir yang menyilaukan. Padahal, itulah sebenarnya tanda-tanda hujan. Benar apa yang diucapkan induk katak : jangan takut melangkah, jangan sembunyi dari kenyataan, sabar dan hadapi. Karena hujan yang ditunggu akan datang. Setelah kesukaran ada kemudahan



Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan,(Q.S. Al Insyirah:5)

Sabtu, 11 Desember 2010

Bahasa Jiwa

Album : Bahasa jiwa
Munsyid : Maidany

Tidak semua manusia mengerti s'gala perasaan yang ada di hati kita
Tidak pula dapat selalu memahami gejolak jiwa yang ada di dalam diri kita

Janganlah selalu mengharapkan orang lain harus mengerti akan perasaanmu
walaupun ia adalah sahabat karibmu sendiri

Kar'na perasaan adalah bahasa hati yang dapat berubah di setiap waktu
Hari ini ia adalah orang yang sangat mengerti akan perasaan hatimu
Mungkin esok ia adalah orang yang paling tidak memahamimu
Janganlah memaksa kar'na saudaramu juga hanyalah seorang manusia biasa

Cukuplah hanya Allah tempat mencurahkan segala isi yang ada di hati kita dan menumpahkan segala perasaan yang ada di jiwa

Tidak semua manusia mengerti s'gala perasaan yang ada di hati kita..

Minggu, 05 Desember 2010

Selamat Tahun Baru 1432 H

Mentari tak slamanya cerah karena hujan pun akan turun menyapu hati2 yg gersang.. Hati yg slalu merindukan kedamaian n ketentraman.. Hati yg slalu mendambakan kasih dari Ilahi Rabbi..

Hari ini, dipenghujung tahun Hijriah 1431.. Kembali merenungi apa-apa saja kerja nyata yg tlah kita lakukan dalam 1 tahun terakhir ini. Apa kita tlah melakukan hal-hal terbaik atau kita masih saja lalai dengan tugas dan tanggung jawab kita.. Terlalu banyak maksiat yg dilakukan sehingga tanpa sadar hati2 kita mulai tertutupi oleh noda-noda yg kita buat sendiri dg sadar kita. Sehingga Allah trasa kian jauh, padahal kitalah yg berpaling dari Nya, Naudzubillah minzhalik..

Mumpung masih ada waktu dan kesempatan, mari kita bermuhasabah diri dan bertekat untuk jadi lebih baik lg.. Melakukan taubatan nasuha atas kelalaian dimasa lalu..

And say 'bismillahirahmanirrahim' untuk menempuh tahun baru dengan semangat baru tentunya.. Semangat berbenah..