Minggu, 22 Desember 2019

Masih Tentang Bahagiaku

Memasuki minggu kedua di tahap telur- telur ini, tentu membuat aku kembali merenung. Jikalau aku layak bahagia, pastilah kebahagiaan itu layak diperjuangkan. Iyekann??? (cuileehhh bahasamu nduk..) ☺☺

Jika di jurnal 1 aku berhasil me-list aktivitas yang membuat aku bahagia, tentunya jika ditambah dengan keterampilan pendukung pastilah indeks kebahagiaan itu akan meningkat. Misalnya saja, bagi full time mommy yang 24jam bersama kiddos dan seneng menjahit, dan menjadikan menjahit sebagai waktu khusus untuk me time, nahhh jika ga punya keterampilan managemen waktu pasti akan sangat sulit. Kadangpun udah disetting waktunya tetap aja harus di tunda demi skala prioritas. Mengurangi kebahagiaan ku kah? sebenarnya tidak, karena skala prioritas kami adalah anak-anak jadi tetap itu membuatku happy-happy aja.. :) 

Nah, di jurnal kali ini aku sudah menggelompokkan keterampilan penunjang kebahagiaan yang penting aku kembangkan selama di kelas bunda cekatan..

Nah ada 4 kategori yang di kelompokkan. 
  1. Penting dan mendesak, ini adalah keterampilan yang harus aku miliki sebagai penunjang kegiatanku.Kuadran ini adalah prioritas belajar yang akan ku tingkatkan dalam beberapa bulan ke depan.
  2. Penting dan tidak medesak, keterampilan di kuadran ini proses belajar nya bisa santai seiring waktu berjalan. Jika belajarnya melalui media online/offline masih bisa disesuaikan dengan waktu akan diusahakan. Tapi jika tidak aku akan memilih untuk menundanya dan mengerjakan yang aku bisa saja.
  3. Tidak penting dan mendesak, aku memilih mengerjakan dengan cut off time alias dengan waktu yang pendek dan yaa nikmati saja seberapa hasilnya. Untuk setrika yang memang memakan waktu, pernah aku delegasikan ke pihak ketiga ternyata aku makin ga bahagia. Yaa yang ga rapi lah dan ujung-ujungnya malah ku setrika ulang. Sudah coba beberapa tempat hasilnya sama. Jadi aku memilih mengerjakannya sendiri dengan batas waktu.
  4. Tidak penting dan tidak mendesak. Nah kuadran ini bagiku tidak terlalu dipikirkan. Karena skala prioritas kami di keluarga sudah ada. So aku bisa mengatasinya sejauh ini. Semua dibuat enjoy aja dan yang penting kami semua bahagia..


 Setelah mengelompokkan kuadran keterampilan, akhirnya aku memilih 4 keterampilan yang harus dikembangkan. Walau dari empat keterampilan tersebut, intinya kembali ke skala prioritas kami lagi. Terlebih kondisi hamilku sudah di trimester dua yang tentunya dengan aktifitas yang full telah  menguras banyak tenaga. Dan tipeku jika lelah sangat dan kurang istirahat itu akan berpengaruh terhadap kewarasan, dan berujung ga bahagia. Tentunya managemen waktu harus lebih utama untuk saat ini.

 Intinya dari semua ini adalah Kita Bahagia menjalankan peran sebagai Hamba Allah, sebagai istri, ibu, menantu dan sebagainya. Jika di satu sisi kita tidak bahagia, maka carilah apa yang bisa membuat kita bahagia. Jangan berdiri di satu sisi yang akan membuat kita tertekan, karena nantinya itu akan merusak kebahagiaan kita di sisi lainnya. Percayalah, jika kita berusaha dengan pertolongan Allah insyaAllah hasilnya akan lebih baik dan kita akan ikhlas menjalaninya..





Sabtu, 14 Desember 2019

Si Tunggal itu Bernama Azzam

Judulnya agak gimana gitu yahh.. :D Tapi entah kenapa ingin menulis banyak tentang anak ketiga kami ini. Hamil yang memang di rencanakan dan melewati masa-masa yang super heboh. Dimana saat itu kembar athaya azizan masih berusia kurang 3 tahun. Melewati masa2 trimester satu yang mabuk parah dan masuk trimster 3 dengan batuk yang berkepanjangan. Konon kata dokter yaaa bawaan hamil ntar juga habis lahiran hilang sendiri katanya.Aku mah manut aja, di nikmati.. Tapi ternyata batuk ini yang membuat aku menangis karena pasca SC dia tak langsung hilang. Gimana ga nangis, lha gerak belum bisa nahan batuk, sekalinya batuk perut serasa ditarik-tarik... huaaahhh mengingatnya aku dah linu duluan...

Kala akan melahirkan, athaya dan azizan di titipkan dengan mbahnya. Alhamdulillah walau ga pernah pisah ga banyak drama kala itu. Karena beberapa bulan sebelum lahiran aku dah sounding mereka bahwa ketika ummi mau melahirkan adeknya, mereka harus tinggal bareng mbah dulu. Pasca sectio juga abinya menjemput athaya dan azizan untuk ke rumah sakit walau sebentar. kalau ini mah karena permintaan emaknya ini yang drama kesepian di rumah sakit.. Alesan banget kan yahh padahal karena ga biasa pisah ma anak-anaknya aja :)


Bayi munggil ini hadir menambah lengkap kebahagian kami. Kami pun memberinya nama Fairel Atharizz El Azzam. 
  • Fairel : berasal dari bahasa irlandia yang artinya manusia yang berani
  • Atharizz : dalam bahasa arab artinya bersih
  • Azzam : dalam bahasa arab artinya tabah dan tekun 
akhirnya bayi ini kami panggil dengan sebutan adek azzam. Hari berganti hari dia tumbuh menjadi anak yang periang dan suka tertawa.

Kini usianya 2 tahun 10 bulan. Setiap anak itu unik dan azzam sering kali membuat kejutan yang membuat emaknya meleleh air mata. Menjadi anak yang penyayang dan sangat peka dengan keadaan orang disekitarnya. Bijak dan ramah sehingga dia dengan mudah bergaul walau dengan orang yang jauh usia darinya. Bahkan kadang bisa dibilang sok kenal dan ini yang membuat aku rada worry kalau melepasnya bermain di luar. Dia gampang berbicara dengan orang yang ga dia kenal sebelumnya. Bisa dibilang dia cikal bakal humas di rumah kami. Secara abi, athaya dan azizan irit ngomong. Lebih memilih diam kalau tidak ditanya. 

Kala aku sakit, azzam lebih sigap mejagaku bahkan menyediakan air minum atau bahkan dimintai tolong untuk ambil obat. Yaa begitulah azzam. Jika awal-awal dulu dia sering dipanggil adek bayi oleh kami bahkan oleh tetangga disini, kini dia ga mau lagi. dia merasa udah jadi anak kecil bukan anak bayi lagi.. Dia tau betul adek bayinya kini sudah ada di perut ku, itulah alasan dia ga mau dipanggil adek bayi lagi.. Oke deh, dah sore bersok kita lanjut lagi bicara tentang azzam yah, aku mau mandiin dia dulu dah mau maghrib nih.. Aku bisa nulis nih karena anak-anak lagi di bawa abinya dan adek azzam ada nih disampingku nemenin emaknya nulis.. hehehe..  :D


Kamis, 12 Desember 2019

Merdeka Belajar di Kelas Bunda Cekatan IIP


Lama sudah vacum menulis di blog ini. Terakhir dikala harus memutuskan memprioritaskan anak2 dibanding hal2 lain. Terlebih saat itu kembar (baca: athaya dan azizan) sudah tidak mau bersekolah dan kami pun akhirnya menarik mereka, demi apa? Demi melihat binar matanya selama beraktifitas bersama kami. Pun ada adek azzam juga yang sudah meramaikan rumah kami. yaa 3 bocah lelaki yang luar biasa. Kini, usia athaya dan azizan sudah 6 tahun setengah. Azzam 2 tahun 10 bulan dan alhamdulillah aku pun tengah hamil anak keempat dengan usia kandungan 5 bulan.  Nah lho jadi curhat kemana2... hahaha

Nah ini foto triple A (Athaya, Azizan, Azzam), diambil pas mudik lebaran lalu :)

 Oke oke kembali ke judul yah...
Seorang ibu harus selalu mengupgrade ilmu dalam hal apapun. Baik itu dalam hal pengasuhan, ilmu dengan pasangan, bahkan ilmu dalam pengembangan bakat diri. Akhirnya saat dibuka kelas Bunda Cekatan, akupun bergabung, dengan menguatkan azzam bahwa aku harus terus berbenah demi perbaikan diri. Semoga nantinya bisa bermanfaat bagi banyak orang. Bismillahirrahmanirrahim..

Seperti biasa setiap perkuliahan di IIP pasti ada kejutannya. Seru banget kan.. Nah di kelas Bunda Cekatan ini proses belajar kami juga unik banget. Belajar Merdeka. Tahap yang akan kami lalui adalah sebuah metamorfosa kupu2, dimana kami yang akan menentukan apa yang akan kami tingkatkan selama proses perkuliahan ini hingga nantinya kami akan menjadi kupu-kupu nan cantik..

Nah ini masanya di kelas Telur-telur..
Belajar tentang Who am I dan menemukan sendiri 5 kekuatan diri yang membuat bahagia (bisa dan suka) dari aktifitas yang dilakukan sehari2. Perlahan aku melist semua kerjaan yg ku lakukan sehari2 sehingga ketemulah dengan kuadran aktifitas ini..

Dan akhirnya ketemulah 5 telur hijau. Aku bahagia jika melakukannya, hanya saja selama ini semua pekerjaan berbatas waktu sehingga jam terbang kurang maksimal. Telur-telur hijau inilah yang nantinya akan ku tingkatkan di kelas bunda cekatan. Kenapa selama ini tidak maksimal karena ternyata untuk mengembangkannya ada banyak tantangan terutama untuk ku yang full time di rumah berkegiatan ditemani anak-anak..


 5 Kekuatan yang aku bahagia selama melakukannya:
1. Beraktifitas bersama Anak
Kegiatanku yang full time di rumah bersama anak-anak membuat aku bahagia. Hanya saja selama ini managemen waktu yang berantakan dengan pekerjaan domestik yang luar biasa menghabiskan energi membuatku kelelahan kala waktu bermain dengan mereka tiba. Apalagi disaat hamil sekarang, kala lelah anak-anak berkegiatan sendiri dan aku hanya mengawasi saja, sambil sesekali memberikan instruksi. Ngebossy banget kan aku jadinya. mungkin inilah yang membuat anak-anak protes yang berimbas dengan tingkah lakunya. Tapi sejauh ini belum sampai bablas, dan alhamdulillah di materi buncek pertama aku kembali tersadarkan..

2. Memasak
Nah aku suka aktifitas ini, aku suka mencoba resep baru dan sesekali melibatkan anak-anak dalam proses membuatnya. Anak-anak gimana? jangan tanya mereka bahagia sekali. Saat tangan-tangan munggil itu mengadon adonan donat atau bahkan hanya memegang mixer atau bahkan cuma menimbang bahan-bahannya. ahhh sulit diungkapkan. Tantangannya apa? yang jelas managemen waktu. Alhamdulillah 3 minggu ini kala kelas foundation dimulai aku pun mulai memanagemen waktu lagi, dan cocok aku bahagia. Sesekali karena kondisi hamil yang terpaksa saat lelah datang aku memilih untuk beristirahat saja dan menggurangi waktu di dapur bersama anak-anak..

3. Menjahit
Belajar di rumbel sewing and craft IP pekanbaru yang penuh dengan challenge sehingga aku termotivasi untuk ikut serta. Nah aktifitas ini aku lebih suka dan bahagia jika tiada satupun yang mengganggu. Yaa termasuk ke Me Time lah. Cuma jarang bisa ku lakukan karena prioritas pertama ku emanglah anak-anak. Pernah suatu ketika aku mengerjakan tantangan rumbel, anak-anak juga menagih ingin diajari menjahit. alhasil kami pun membuat gantungan kunci menggunakan kain flanel. Athaya dan azizan yang menjahit sendiri ganci mereka sambil melihat aku menjahit tangan. Aku sengaja tidak mengajari dengan mesin jahit karena ingin melatih motorik halus tangannya.

4. Menata rumah
Aku tipe orang bosanan dengan susunan rumah yang begitu-begitu setiap hari. Walau kami hanya tinggal di rumah kecil tapi menata rumah adalah satu hal yang ku suka. Kadang saat lelah sekalipun dan aku mulai bosan, makan pekerjaan ini akan ku lakukan. Walaupun akhirnya aku bertambah lelah tapi aku bahagia. Kadang tak jarang aku melibatkan anak-anak dalam berpikir 'ini letak dimana ya nak', 'lemari ini bagusnya dimana ya'. Dan anak-anak itulah mereka, mereka akan suka mengerjakan apa yang kita kerjakan dibandingkan merapikan mainannya.. Suami bagaimana? dia paham betul bagaimana karakter istrinya ini. Pernah kala aku bosan dengan meja komputer yang di situ-situ terus akhirnya aku pindahkan dan otomatis kabel LAN membentang di tengah-tengah rumah. Dan istrinya ini dengan santai bertanya 'ada ide kabel ini mau diapain?' si suami cuma berkata 'nanti abi buatkan 1 kabel lagi untuk rumah di sisi kiri, sehingga saat umi menggeser meja, ga ada kabel lagi di tengah rumah'. ahhh itu saja sudah membuatku megharu biru... Love-love lah pak iwan.. :D

5. Berkomunitas
Nah ini peer banget yaakk.. Aku suka ngumpul dan sharing. atau bahkan buat projek ngadain acara dengan teman2 di luar rumah. Ada beberapa amanah yang ku terima di luar sana. Untuk emak beranak 3, keluar rumah dengan motor itu bukanlah hal yang baik, sementara mobil nganggur. Terkadang jika hanya 1 atau 2 jam, anak-anak bisa ku tinggal walau abinya sedang di tempat kerja. Alhamdulillah athaya dan azizan sudah bisa menghandle sang adik. Tapi tetap pikiranku ga fokus. Nah kali ini aku menantang diriku untuk bisa menyetir mobil sendiri selama 6 bulan ini. Beberapa kali sebelumnya pernah ku lakukan hanya saja kesibukan pak suami untuk mengajari jadi putus sambung putus sambung, alhasil ga maksimal juga. Dan kali ini di tengah hamil ini setidaknya aku punya waktu hingga bulan Maret 2020 aku harus bisa, insyaAllah..


#janganlupabahagia
#jurnalminggu1
#materi1
#kelas telurtelur
#bundacekatan1
#institutibuprofessional