Selasa, 27 Oktober 2020

Membangun Pondasi Karakter Hexagonia

 Mari kembali menjurnal di blog ini.. 

Setelah di minggu kemarin selesai merumuskan project passion, maka di minggu ini kami akan mengasah karakter yang bisa mendukung kelancaran project bersama teman di co housing 1 ibu dan anak . Setelah berdiskusi bersama akhirnya kami merumuskan bahwa karakter itu kumpulan kualitas sikap, maka di dalamnya bisa ada banyak unsur karakter yang harus dilatih. 

Dalam sebuah project ada beberapa karakter yang bisa mempercepat (boots), memperlambat (delays) atau bahkan menghentikan project (risks). Maka kami menarik mundur dari goal project yang telah dibuat untuk menentukan karakter-karakter tersebut. Dan masing- masing kami memilih karakter yang akan dilatihkan selama project bersama ini. Aku sendiri memilih karakter proaktif karena aku tau aku bisa melakukan dengan lebih baik, asalkan unsur disiplin, tangguh, fokus dan percaya diri terus di asah. Bismillah semangatlah wahai diri..❤







Minggu, 18 Oktober 2020

Mengapa, Apa dan Bagaimana (Sesi 2)

Hal yang perlu selalu kita ingat bahwa fungsi pendidikan adalah untuk membangun karakter manusia. Karakter anak jauh lebih penting dibanding pengetahuan dan keterampilan yang kita latihkan. Semua orang bisa tau lebih banyak hal tapi belum tentu bisa hidup mulia di akhirat kelak. Fokuslah pada tujuan pendidikan ini. Hal yang paling sering membuat kita gagal dengan tujuan kita adalah kita terjebak dengan sistem yang kita buat dan tidak fleksible. Sehingga anak pun tersingkir dari 'jalan mencapai tujuan' karena tidak menghargai kepribadian mereka. Pendidik harus tau otoritasnya dan respek pada kepribadian anak dengan cara rajin observasi dan evaluasi. 

Living Book, Narration, Single Reading
Syarat living book:
1. Memiliki ide yang menginspirasi/ menggugah anak untuk memikirkan, merasakan dan melakukan sesuatu yang baik, dimana ide tersebut tidak disampaikan to the point dalam cerita
2. Ditulis secara deskriptif sehingga anak mampu larut kedalam emosi dan mampu mengimajinasikan isi bacaannya dengan bernarasi
3. menggunakan bahasa sastrawi yang indah\
4. Ditulis oleh orang yang ahli dan memiliki pasion dibidang itu.

Narasi
Menceritakan ulang dengan kata-kata sendiri. Dimana terdapat proses berpikir dan perlu dilatih. Dengan narasi kita sedang melatih kemampuan berpikir dan fokus anak. Dalam narasi tidak pernting seberapa banyak informasi yang didapat melainkan perkembangan karakternya (tingkat fokus, menautkan pengetahuan dll).

Sebagai bahan evaluasi bisa dibuat tabel narasi.

Single Reading
tujuannya tidak mengizinkan pikiran anak melayang saat sesi membaca atau mendengar. Melatih fokus dan menghindarkan anak untuk lalai dengan tujuannya.

Pengetahuan Tentang Tuhan
1. Studi Kitab Suci
Menurut imam ibnu atailah, tindakan seperti tubuh dan ruh yang membuat tubuh hidup yang berakhir dengan ketulusan yang dilakukan. Sesuatu yang dilakukan tanpa tujuan yang jelas tidak akan ada spirit  di dalamnya.

Studi kitab suci bertujuan untuk mempelajari petunjuk Allah dengan mencari kebenaran atas semua hal baik yang kasat mata maupun yang ghaib. 
Dalam kurikulum AO, studi kitab suci dilakukan setiap hari. Bahan referensi bebas dan Cara tetap ada unsur atmosfer dari orang tua, disiplin dan life.

Satu-satunya yang menghalangi anak dari mengenal Tuhannya karena kita menganggap anak terlalu kecil untuk membahas tafsir. 
Studi Kitab suci dilakukan secara bertahap:
Tahap 1 melatih fokus
Tahap 2 Melatih adab
Tahap 3 Melatih sikap mengembalikan segala sesuatu kepada Allah
Tahap 4 Melatih ingatan

2. Kisah Religius
tujuan mengetarkan jiwa, melembutkan hati, memperolh teladan dan mempelajari sebab akibat

3. Studi Penunjang Agama
mencari petunjuk tambahan dari nabi Muhammad (hadist), sahabat, dan ulama (ijtima')

Referensi: Hadist arbain,  riyadushalihin, Hadist bukhari dan muslim, fiqh imam syafii, bahasa arab dan sejarah islam.


Pengetahuan Tentang Manusia
1. Sejarah
Tujuan: 
- Terbentuk kemampuan memilah tanpa pilih kasih yang akan dia pakai untuk menilai bangsa-bangsa dan dia gunakan untuk mengatur dirinya sendiri sebagai bagian dari bangsa.
- Bisa menganalisis, menilai dan membentuk opini (bersikap objektif dan tidak tergesa-gesa mengenalisir)
- Membangun relasi dengan tokoh terbaik setiap zaman. 

untuk usia 8-9 tahun sudah bisa mengisi book of centuryesnya (buku timeline terdiri dari tanggal/tahun). Menulis peristiwa pada waktu yang sesuai. dan juga sudah bisa melihat lokasi peristiwa dalam peta.

Senin, 12 Oktober 2020

"Mengapa Apa dan Bagaimana"

Alhamdulillah akhirnya berkesempatan mngikuti kelas "Mendampingi Anak Belajar dengan Metode Charlotte Mason untuk Keluarga Muslim". Yaa beberapa kali aku sempat maju mundur untuk mempelajari lebih dalam tentang CM, karena ada alasan yang aku ga bisa jelaskan. Tapi beberapa metode ada yang aku sudah terapkan dalam kegiatan belajar anak-anak dan aku melihat sekali banyak perkembangannya. Sehingga akhirnya aku memutuskan mengikuti kelas ini. Rasanya senang banget, banyak dapat insight baru yang membuat aku  semakin mantap untuk lebih mempelajari ke 20 butir filosofi pendidikan CM kedepannya.

Di kelas perdana kami belajar mengenai Mengapa, Apa dan Bagaimana. Aku tertegun lama kala mba qonita mengatakan bahwa salah satu tips dalam membaca buku adalah membaca kata pengantarnya karena disitulah terdapat inti penting buku atau niat si penulis ketika menuliskan buku itu. Dulu aku membaca dengan metode ini karena yaa seperti alasan yang di katakan mba qonita. Tapi belakangan ini karena kesibukan di ranah domestik dan juga dalam mendampingi anak-anak belajar (homeschooling), aku acap kali melewati bagian ini, alasannya simple hemat waktu. Aahhh alasan yang terlalu mengada-ada ku rasa. Baiklah, thanks atas remindernya mba qonita..

Seperti yang dikatakan dalam Filosofi Pendidikan Charlotte Mason butir 1 "Children are born person" dan filosofi butir 2 "anak tidak sepenuhnya terlahir baik dan buruk, tapi setiap anak berpotensi menjadi baik dan buruk"

"Dan jiwa serta penyempurnaanya (ciptaanya) maka Allah mengilhamkan kepada jiwa itu (jalan) kejahatan dan ketaqwaannya" (QS Asy-Syams ayat 7-8)

Anak adalah sebuah pribadi yang utuh. Dimana ketika kita mau mendidik manusia, kita harus tau hakikat manusia, dan tujuan penciptaan.

Tujuan penciptaan Manusia:

1. Untuk beribadah kepada Allah (QS. Adz Dzariyat :56)

2. Menjadi khalifah di muka bumi (QS. Al-baqarah:30)

Tujuan pendidikan, CM beranggapan bahwa hasil akhir pendidikan adalah karakter yang luhur yang terus tumbuh sepanjang hayat untuk kehidupan mulia di akhirat. Charlotte mnyusun visi pendidikan dengan pertanyaan "apa hakikat manusia? Apa yang layak menjadi tujuan hidupnya? 

Komponen manusia menurut Imam Al-ghazali\

1. Jasmani 

2. Rohani

3. Nafsahi, ada 3 bagian yakni Akal, hati dan nafsu


Kalau menurut CM, komponen manusia disebut Kerajaan Jiwa Manusia, dimana ada:

1. Departemen tubuh, sensasi yang penting bagi kesehatan tubuh dan kenikmatan hidup, memperlengkapi pikiran dengan sejumlah data.

2. Departemen pikiran

menurut CM, pikirana anak bukanlah ember kosong, dimana ide-ide bisa dijatuhkan, dan masing-masing ide menambah ukuran dari pikiran sejenisnya seperti Teorinya Herbatian. Tapi sebalikanya, pikiran seorang anak bukan sekadar kantung untuk menyimpan gagasan, tapi lebih tepatnya, jika sosok itu diizinkan merupakan sosok spritual, yang mencerna semua pengetahuan sama behasratnya seperti ia mencerna makanan. Filosofi Pendidikan CM butir 11 

Dalam departemen pikiran ada nalar.  

Hukum nalar. Anak-anak patut diajari untuk tidak terlalu bergantung atau mengandalkan penalaran mereka sendiri. fungsi nalar adalah mendemonstrasikan secara logis (a) kebenaran matematis, (b) kebenaran suatu gagasan dasar atau asumsi yang diterima kehendak. Dalam kasus pertama, nalar bisa dibilang pemandu yang semnpurna. Namun untuk menilai ide-ide, nalar belum tentu bisa dipercaya, sebab penalaran kita akan membenarkan segala macam ide yang keliru kalau kita memang berniat mempercayainya.  

Karena itu anak-anak harus diajar, ketika mereka menjadi cukup dewasa, untuk memahami bahwa nalar bekerja atas pesanan ide yang diterima kehendak, sehingga tanggung jawab utama mereka sebagai pribadi yang utuh nadalah menyaring gagasan awal mana yang bisa diterimadan mana yang harus di tolak. Filosofi pendidikan CM butir 18-19

Kami berpendapat bahwa pikiran anak bukan sekedar kantung untuk menyimpan gagasan, tetapi lebih tepatnya, jika sosok itu diizinkan , merupakan sosok spritual, yang mencerna semua pengetahuan sama berhasratnya seperti ia mencerna makanan.\

Doktrin Herbatian menumpukan pendidikan sepenuhnya kepada guru dimana mereka harus mempersiapkan agar pengetahuan disajikan secara menarik dan tersusun.

Anak-anak yang pendidikannya ditumpukan pada pemikiran ini berada dalam bahaya. Mereka menerima banyak pengajaran tetapi hanya memahaminya sedikit saja, dan aksioma guru adalah "apa yang dipelajari anak tidak lebih penting daripada bagaimana dia mepelajarinya". Filosofi pendidikan CM butir 9- dan butir 10

Ada dua panduan yang bisa digunakan anak dalam proses pertumbuhan moral dan intelektualnya, yaitu

- Hukum Kehendak (The way of the will) dan 

anak harus diajarkan untuk (a) membedakan antara aku ingin dan aku hendak (b) bahwa kehendak itu efektif ketika anak mampu mengalihkan pikirannya dari dorongan keinginan yang tidak dikehendaki (c) bahwa cara terbaik untuk mengalihkan pikiran dorongan itu adalah dengan memikirkan atau melakukan sesuatu yang sangat berbeda, tetapi menghibur dan membangkitkan minat (d) bahwa setelah beristirahat sebentar seperti tadi, kehendak anak akan kembali bekerja dengan kekuatan baru. 

Kehendak tambahan (pengalihan keinginan) seperti ini akrab bagi kita sebagai pengalih perhatian, dimana kedudukannya memudahkan kita untuk sementara waktu dari upaya pengembalian kehendak, agar kita dapat berkehendak lagi dengan kekuatan tambahan.

penggunaan sugesti-seperti hipnosis diri- sebagai alat bantu anak dalam berkehendak harus ditinggalkan karena cenderung melemahkan dan mengaburkan karakter anak.

Memilih secara spontan adalah syarat perkembangan karakter dan bahwa manusia secara alamiah membutuhkan pengalaman memutuskan yang salah (gagal) maupun yang benar (sukses), Filosofi Pendidikan CM butir 17

- Hukum Nalar (the way of reason)

3. Departemen Hati

4. Departemn Jiwa

Kebutuhan ruh adalah berkomunikasi dengan Sang Ilahi. 

"dan mereka bertanya kepadamu tentang ruh. Katakanlah "ruh itu termasuk urusan Rabbku, dan tidaklah kamu diberikan oengetahuan melainkan sedikit (QS al-israa:85)

Ruh merindukan Allah tetapi beriman kepada Allah butuh pengenalan dan pengalaman pribadi.

Rasa percaya adalah pondasi menjalani kehidupan. Meyakini bahwa Dia Maha Pengasih, Penyayang dan Adil meskipun kita tidak mengerti rencana-Nya.

Kita seharusnya tidak membiarkan ada pemisahan antara kehidupan intelektual dan spritual anak-anak, tetapi hendaknya kita ajarkan kepada mereka bahwa Ruh ilahi memiliki akses terus-menerus dengan ruh mereka, dan merupakan penolong mereka yang berkesinambungan dalam semua minat, tugas dan sukacita hidup. Filosofi pendidikan CM butir 20