Senin, 12 Oktober 2020

"Mengapa Apa dan Bagaimana"

Alhamdulillah akhirnya berkesempatan mngikuti kelas "Mendampingi Anak Belajar dengan Metode Charlotte Mason untuk Keluarga Muslim". Yaa beberapa kali aku sempat maju mundur untuk mempelajari lebih dalam tentang CM, karena ada alasan yang aku ga bisa jelaskan. Tapi beberapa metode ada yang aku sudah terapkan dalam kegiatan belajar anak-anak dan aku melihat sekali banyak perkembangannya. Sehingga akhirnya aku memutuskan mengikuti kelas ini. Rasanya senang banget, banyak dapat insight baru yang membuat aku  semakin mantap untuk lebih mempelajari ke 20 butir filosofi pendidikan CM kedepannya.

Di kelas perdana kami belajar mengenai Mengapa, Apa dan Bagaimana. Aku tertegun lama kala mba qonita mengatakan bahwa salah satu tips dalam membaca buku adalah membaca kata pengantarnya karena disitulah terdapat inti penting buku atau niat si penulis ketika menuliskan buku itu. Dulu aku membaca dengan metode ini karena yaa seperti alasan yang di katakan mba qonita. Tapi belakangan ini karena kesibukan di ranah domestik dan juga dalam mendampingi anak-anak belajar (homeschooling), aku acap kali melewati bagian ini, alasannya simple hemat waktu. Aahhh alasan yang terlalu mengada-ada ku rasa. Baiklah, thanks atas remindernya mba qonita..

Seperti yang dikatakan dalam Filosofi Pendidikan Charlotte Mason butir 1 "Children are born person" dan filosofi butir 2 "anak tidak sepenuhnya terlahir baik dan buruk, tapi setiap anak berpotensi menjadi baik dan buruk"

"Dan jiwa serta penyempurnaanya (ciptaanya) maka Allah mengilhamkan kepada jiwa itu (jalan) kejahatan dan ketaqwaannya" (QS Asy-Syams ayat 7-8)

Anak adalah sebuah pribadi yang utuh. Dimana ketika kita mau mendidik manusia, kita harus tau hakikat manusia, dan tujuan penciptaan.

Tujuan penciptaan Manusia:

1. Untuk beribadah kepada Allah (QS. Adz Dzariyat :56)

2. Menjadi khalifah di muka bumi (QS. Al-baqarah:30)

Tujuan pendidikan, CM beranggapan bahwa hasil akhir pendidikan adalah karakter yang luhur yang terus tumbuh sepanjang hayat untuk kehidupan mulia di akhirat. Charlotte mnyusun visi pendidikan dengan pertanyaan "apa hakikat manusia? Apa yang layak menjadi tujuan hidupnya? 

Komponen manusia menurut Imam Al-ghazali\

1. Jasmani 

2. Rohani

3. Nafsahi, ada 3 bagian yakni Akal, hati dan nafsu


Kalau menurut CM, komponen manusia disebut Kerajaan Jiwa Manusia, dimana ada:

1. Departemen tubuh, sensasi yang penting bagi kesehatan tubuh dan kenikmatan hidup, memperlengkapi pikiran dengan sejumlah data.

2. Departemen pikiran

menurut CM, pikirana anak bukanlah ember kosong, dimana ide-ide bisa dijatuhkan, dan masing-masing ide menambah ukuran dari pikiran sejenisnya seperti Teorinya Herbatian. Tapi sebalikanya, pikiran seorang anak bukan sekadar kantung untuk menyimpan gagasan, tapi lebih tepatnya, jika sosok itu diizinkan merupakan sosok spritual, yang mencerna semua pengetahuan sama behasratnya seperti ia mencerna makanan. Filosofi Pendidikan CM butir 11 

Dalam departemen pikiran ada nalar.  

Hukum nalar. Anak-anak patut diajari untuk tidak terlalu bergantung atau mengandalkan penalaran mereka sendiri. fungsi nalar adalah mendemonstrasikan secara logis (a) kebenaran matematis, (b) kebenaran suatu gagasan dasar atau asumsi yang diterima kehendak. Dalam kasus pertama, nalar bisa dibilang pemandu yang semnpurna. Namun untuk menilai ide-ide, nalar belum tentu bisa dipercaya, sebab penalaran kita akan membenarkan segala macam ide yang keliru kalau kita memang berniat mempercayainya.  

Karena itu anak-anak harus diajar, ketika mereka menjadi cukup dewasa, untuk memahami bahwa nalar bekerja atas pesanan ide yang diterima kehendak, sehingga tanggung jawab utama mereka sebagai pribadi yang utuh nadalah menyaring gagasan awal mana yang bisa diterimadan mana yang harus di tolak. Filosofi pendidikan CM butir 18-19

Kami berpendapat bahwa pikiran anak bukan sekedar kantung untuk menyimpan gagasan, tetapi lebih tepatnya, jika sosok itu diizinkan , merupakan sosok spritual, yang mencerna semua pengetahuan sama berhasratnya seperti ia mencerna makanan.\

Doktrin Herbatian menumpukan pendidikan sepenuhnya kepada guru dimana mereka harus mempersiapkan agar pengetahuan disajikan secara menarik dan tersusun.

Anak-anak yang pendidikannya ditumpukan pada pemikiran ini berada dalam bahaya. Mereka menerima banyak pengajaran tetapi hanya memahaminya sedikit saja, dan aksioma guru adalah "apa yang dipelajari anak tidak lebih penting daripada bagaimana dia mepelajarinya". Filosofi pendidikan CM butir 9- dan butir 10

Ada dua panduan yang bisa digunakan anak dalam proses pertumbuhan moral dan intelektualnya, yaitu

- Hukum Kehendak (The way of the will) dan 

anak harus diajarkan untuk (a) membedakan antara aku ingin dan aku hendak (b) bahwa kehendak itu efektif ketika anak mampu mengalihkan pikirannya dari dorongan keinginan yang tidak dikehendaki (c) bahwa cara terbaik untuk mengalihkan pikiran dorongan itu adalah dengan memikirkan atau melakukan sesuatu yang sangat berbeda, tetapi menghibur dan membangkitkan minat (d) bahwa setelah beristirahat sebentar seperti tadi, kehendak anak akan kembali bekerja dengan kekuatan baru. 

Kehendak tambahan (pengalihan keinginan) seperti ini akrab bagi kita sebagai pengalih perhatian, dimana kedudukannya memudahkan kita untuk sementara waktu dari upaya pengembalian kehendak, agar kita dapat berkehendak lagi dengan kekuatan tambahan.

penggunaan sugesti-seperti hipnosis diri- sebagai alat bantu anak dalam berkehendak harus ditinggalkan karena cenderung melemahkan dan mengaburkan karakter anak.

Memilih secara spontan adalah syarat perkembangan karakter dan bahwa manusia secara alamiah membutuhkan pengalaman memutuskan yang salah (gagal) maupun yang benar (sukses), Filosofi Pendidikan CM butir 17

- Hukum Nalar (the way of reason)

3. Departemen Hati

4. Departemn Jiwa

Kebutuhan ruh adalah berkomunikasi dengan Sang Ilahi. 

"dan mereka bertanya kepadamu tentang ruh. Katakanlah "ruh itu termasuk urusan Rabbku, dan tidaklah kamu diberikan oengetahuan melainkan sedikit (QS al-israa:85)

Ruh merindukan Allah tetapi beriman kepada Allah butuh pengenalan dan pengalaman pribadi.

Rasa percaya adalah pondasi menjalani kehidupan. Meyakini bahwa Dia Maha Pengasih, Penyayang dan Adil meskipun kita tidak mengerti rencana-Nya.

Kita seharusnya tidak membiarkan ada pemisahan antara kehidupan intelektual dan spritual anak-anak, tetapi hendaknya kita ajarkan kepada mereka bahwa Ruh ilahi memiliki akses terus-menerus dengan ruh mereka, dan merupakan penolong mereka yang berkesinambungan dalam semua minat, tugas dan sukacita hidup. Filosofi pendidikan CM butir 20




Tidak ada komentar:

Posting Komentar