Minggu, 13 November 2016

NHW 3 Matrikulasi IIP

Membangun Peradaban dari dalam Rumah

Tugas ini sebenarnya sudah dikatakan terlambat untuk dikumpulkan. Tapi apa boleh buat, saat salah satu anggota keluarga harus dirawat di rumah sakit, Sungguh bagaimana aku bisa konsentrasi mengerjakan tugas ini. Apalagi yang sakit adalah buah hatiku tercinta.
Yaaa setelah demam turun naik selama 1 minggu akhirnya mas athaya yang masih berumur 3 tahun 3 bulan terpaksa rawat inap selama 4 hari dan saat ini pun setelah sempat 4 hari sehat, demamnya kembali dan besok adalah waktunya membawa mas athaya cek up lagi ke rumah sakit.

Kembali ke tugas nice home work...
1. Jatuh cintalah kembali kepada suami anda.
membaca kalimat diatas jadi tertawa sendiri, kenapa tidak 'jatuh cintalah kembali'. Haha setiap hari cinta ini semakin bertambah bagaimana bisa aku harus jatuh cinta kembali? lha wong cintanya ga kemana2 kok... :)

Buat surat cinta?? ini yang berat karena kerempongan mengurus anak yang lagi sakit belum tuntas. Tapi kembali lagi saat aku ingin bergabung di komunitas ini, aku juga harus komitmen dg tujuan awal.

tralaaa tralala.... :) :)

Pangkalan kerinci, 12 November 2016
Assalamu’alaikum wr wb
apa kabar suamiku? Semoga dirimu selalu dalam keadaan sehat wal afiat, amiiinn.
Sayang, seperti yang kamu ketahui, mungkin ini surat pertama yang sengaja aku tulis panjang lebar (ntah iya panjang ntah tidak,hehe…) setelah 4 tahun 2 bulan 29 hari usia pernikahan kita. Karena emang disetiap hari kita selalu bercerita tentang banyak hal, tentang anak2 kita, aktivitas kita sehingga untuk menulis sebuah surat rasanya terlalu rumit (enak ngomong langsung kali yaaa J). Bukan karena kita tak romantis atau bahkan kita terlalu sibuk. Tapi dimasa zaman canggih sekarang, apapun yang dirasakan bisa segera disampaikan kepada pasangan kita melalui aplikasi2 yang ada di smartphone yg kita gunakan. Bahkan tak jarang, keluhan2 diriku tentang tingkah anak2 yang kadang membuat geram dan bahagia dengan cepat bisa sampai kepadamu dan akan langsung mendapat respon cepat saat itu juga. Tak hanya itu, bahkan kadang omongan ga penting berupa canda, tawa serta godaan2 kecil ikut andil dalam chit chat kita.


Sayang…
Jiahhh diriku tak pandai menulis surat cinta yang romantissss dowww (gubrak… maaf yaaa L ). Karena udah terbiasa romantis kali yaa,hahaha
Oke oke (mulai serius nii..)

Sayang, pertama sekali aku ingin katakan “Terima kasih”
Terima kasih atas semua cinta dan pengertianmu yang slalu ada setiap saat untukku
Terima kasih atas semua kesabaranmu dalam menghadapi sifat manja dan ‘labil’nya aku, keluhanku
Terima kasih untuk semua kerja kerasmu untuk keluarga kecil kita
Terima kasih selalu menjadi pendengar yang baik dan juga motivator yang handal untukku
Terima kasih sudah menjadi suami siaga, siap antar jaga untuk kami
Terima kasih telah menjadi suami dan ayah terbaik untukku dan anak2 kita.
Serta rasa terima kasih yang tak bisa ku jelaskan satu persatu di surat ini.

Sayang,
Rasa sayang ini insyallah tak kan pernah luntur atau berkurang padamu. Kenapa? Karena sejak kita memutuskan untuk menjalani kehidupan bersama, aku tlah berjanji akan menjadi seorang istri yang mengabdi kepada suamiku. Yaa dirimu pasti paham seperti apa keadaanku sebelum menikah dulu. Ku tinggalkan semua kemandirianku untuk bisa ikut denganmu pindah ke kota yang baru buatku dan membina keluarga yang samarada.. dan Allah pun menganugrahi kita dengan kelahiran anak lelaki kembar dan insyallah dalam beberapa bulan kedepan akan bertambah seorang putra lagi.
Bahagia?
Tentu saja. Disaat banyak orang diluar sana yang memimpikan kehadiran seorang anak, Allah telah memberi kita anugrah itu dengan kemurahanNya.  Dan kita sadar anak2 itu adalah amanah yang sangat berat untuk kita sebagai orang tua. Bukannya mudah mendidik anak2 itu sesuai fitrahnya. Kita sebagai orang tua tetap dituntut untuk terus belajar dan belajar karena merekalah guru2 kecil kita. Dimana bersama merekalah kesabaran kita diuji, bersama merekalah semua rasa yang kita miliki bisa berubah setiap waktu dan tak kalah penting karena merekalah kadang rasa letih kita bisa tiba2 hilang tak berbekas kala tingkah lucunya hadir didepan mata kita.
Karena itu semua, Allah beri karena Allah tau kita bisa. Bukankah itu kata2 dirimu saat aku mengadu aku bener2 lelah kala menemani anak2 dirumah seharian saat tingkahnya ga mampu ku kendalikan.  Yaa kita hadir untuk saling melengkapi. Dan dirimu selalu bisa menutupi kekuranganku. Dirimu mampu menjadi suami plus ayah saat aku terbaring lemah saat sakit, walaupun kadang dirimu mengabaikan betapa letihnya dirimu pulang kerja. Tak pernah sekalipun terlontar kata ‘letih’ dari mulutmu. Hanya ada cinta dan kasih sayang saat dirimu menemani kami.

Sayang, aku sadar aku masih jauh dari bayanganku bahwa aku bisa menjadi istri dan ibu yang baik untuk keluarga kita. Aku sadar kadang egoku untuk bisa kembali mandiri tanpa ketergantunganku padamu membuat aku menjadi lemah. Yang membuat aku terkadang bisa menangis tiba2 kala dirimu terlalu sibuk dan membiarkan aku hanya bertiga dirumah dengan segala rasa. Yaa percampuran rasa yang membuat aku menjadi labil dan begitu emosian. Kadang ada rasa iri melihat begitu banyak perempuan yang bisa berkarya sementara aku, bahkan untuk keluar rumah saja harus berpikir 100x bagaimana cara aman aku keluar membawa anak2 tanpa menyusahkanmu.
Walau aku sadar rasa2 itu hadir kala bisikan2 syeitan mencoba menggoyahkan niat awalku dalam membina rumah tangga ini.
Sayang, betapa bersyukurnya aku saat dirimu slalu mendampingi tanpa pernah lelah.

Sayang ingatkah saat aku bertanya ilmu apa yang sebaiknya aku tekuni, saat aku ingin menulis tugas matrikulasi sesi 1. Walau dalam pikiranku hanya ada 1 ilmu yang ingin bener2 ku mantapkan tapi aku ingin dirimu juga bisa 1 tujuan denganku. Dan ternyata kamu juga ingin hal yang sama seperti inginku.  Dan seiring waktu berjalan semoga ilmu itu bisa aku terapkan tentunya dengan dukunganmu juga.

Sayang, terakhir aku ingin ucapkan rasa maafku jika dalam setiap kebersamaan kita, banyak hal2 terlupakan olehku, banyak hak2 mu yang belum kutunaikan dan aku mohon maaf jika aku belum mampu menjadi istri dan ibu yang baik untuk rumah ini. Tolong ingatkan kala aku lupa dan lalai dengan tugas dan kerwajibanku.

Hehe..
Udah panjang rasanya surat ini, tapi kok gada romantis2nya yaa kala aku baca ulang?? J J Ondeee…berhubung anak2 dah mulai grasak grusuk dekat emaknya, pikiranpun dah ga bisa konsentrasi lagi dan dirimu pun dah bangun tidur. Sebelum ketauan, diriku akhiri dulu surat ini ya.. semoga lain waku bisa menulis lebih banyak lagi.
Sehat sehat ya sayang..

Love you, kakangku J<3 nbsp="" p="">

2. Potensi kekuatan anak2ku tersayang
alhamdulillah saat ini aku telah dikarunia 2 anak lelaki yang cm terlahir beda 3 menit (kembar,red). 
- Akhdan Rafif Athaya
biasa kami panggil 'mas athaya'. Mas athaya adalah anak yang sensitif dan agak lebih manja. Sebenarnya dia anak yang panurut hanya saja kadang ego nya masih sering diperlihatkannya sehingga kadang terkesan ngeyel. Athaya anak yang mudah sekali mengingat, terbukti saat usianya sekarang masih 3 tahun 4 bulan sudah banyak doa dan surat2 pendek yang dihafalnya. walau sebenarnya kami ga mengajarkan mereka untuk menghafal, hanya terbawa2 saat sholat dan dalam aktifitas hariannya. Motorik kasarnya lebih cepat terasah sehingga dia bisa dengan mudah membimbing adiknya untuk mengulang pelajaran. Ramah terhadap orang disekitarnya.
- Akhdan Lathif Azizan
Biasa kami panggil adek. adek sedikit mandiri dibanding dan agak lebih mudah diarahkan. daya ingatnya kuat. mungkin karena usianya yang sama dengan athaya sehingga perkembangannya pun relatif sama. dari sisi emosi adek lebih stabil dan juga lebih 'dewasa' juga lebih kritis sehingga ga heran beribu pertanyaan bisa keluar dari mulutnya hanya dengan melihat 1 gambar saja. Ramah tapi sedikit cuek dengan orang2 baru.


3. Potensi diri sendiri. nah ini berat karena terkadang penonton lebih pintar berkomentar dibanding aktornya sendiri. hahha :D yang jelas mungkin aku lebih 'dewasa' dalam pola pikir, lebih sabar sehingga Allah amanahkan aku untuk mengurus 2 balita kembar tanpa bantuan orang luar. hanya aku dan suamiku saja. Masih jelas diingatan dulu saat suami kerja hanya aku dan kembar dirumah. Bayi2 munggil yang full ASI sedikit membuat rempong, ketika waktunya mereka menangis serentak, haha aku akan ikut2an nangis. habis bingung mau ngapain...
Yaa beginilah aku, Kini saat bayi2 itu beranjak besar emosi kadang keluar tak terkontrol. Suami hadir sebagai penenangku. Aku sangat suka membaca dan ingin jika anak2ku nanti akan menjadi anak2 yang selalu haus akan ilmu. Disaat aku memutuskan utk fokus dirumah dan mengurus keluargaku, aku ingin tak ada yang sia2 dalam hidupku. Ingin jika keluargaku nanti bisa menjadi keluarga panutan untuk orang disekitarku. Aku orang yang visioner dan ingin semua terarah sesuai jalurnya. 

4. Lingkungan tempat kami sekarang tinggal lebih personal. karena memang berada di kompleks perumahan perusahaan yang notabene aktifitasnya sibuk sendiri, sehingga terkadang bertemu tetanggapun jarang. Dan inilah tantangannya buatku yang sebelumnya terbiasa hidup di tengah keramaian dan penuh aktifitas bermanfaat. Allah hadirkan kami disini agar kami bisa memberi manfaat untuk orang lain bukan malah mengikuti alur yang ada sekarang.


Sudah, alhamdulillah kelar juga NHW 3, masih ada NHW 4 yang harus segera dikumpulkan... semangat.. (dikejar2 dateline ngumpul tugas itu rasanya wowwwwww) :)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar